Awas....! Diabetes Bikin Umur Pendek

Ini adalah peringatan betapa diabetes akan menjadi ancaman dan beban serius pada masa mendatang. Diabetes selama ini dikenal sebagai penyakit yang dapat melipatgandakan risiko terserang penyakit pembuluh darah, jantung, dan stroke. Namun . . .

Hati-hati Diabetes Pada Anak

Bagaimana cara mengatasi gejala diabetes pada anak – anak sebelum terlambat dan menjadi semakin parah? Yang mereka rasakan hanyalah terganggu karena ada gejala yang tidak biasa dan mereka menunjukkan gangguan itu dengan cara menangis atau mungkin jadi tampak lemas, tidak bergairah dan mudah rewel. Karena memang seperti itulah bahasa anak – anak.

14 Jenis Imunisasi Wajib untuk Anak

Selain memperhatikan gizi dan menjaga kesehatan, imunisasi adalah salah satu cara pencegahan utama terhadap suatu penyakit. Imunisasi merupakan program untuk memenuhi Konvensi Hak Anak PBB, sehingga pemerintah dan orangtua wajib memberikan upaya kesehatan yang terbaik untuk anak, meliputi pemberian imunisasi. Apa saja jenis imunisasi tersebut?

Goji Berry 'Buah Panjang Umur'

Goji adalah salah satu buah kesehatan di Cina dan juga yang dikenal sebagai buah panjang umur. Menurut sejarah kuno banyak kaisar Cina mengkonsumsi goji untuk mendapatkan kesehatan dan umur panjang. Kenapa bisa begitu ?

Diabetes Bukan karena Kebanyakan Gula ?

Dunia sedang menghadapi ledakan penderita diabetes. Data paling baru menyebutkan angkanya mencapai 350 juta orang di seluruh dunia, jauh melebihi prediksi Federasi Diabetes International (IDF) yang memproyeksikan tahun 2010 ada 285 juta penduduk dunia yang akan menjadi korban penyakit yang bisa merenggut penglihatan, bahkan kematian ini. "Yang harus dibatasi sebenarnya bukan hanya gula, tetapi .. " papar dokter dari Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta.

Monday, May 7, 2012

10 Mitos Mengenai Diabetes


10 Mitos Mengenai Diabetes


Diabetes adalah salah satu penyakit utama. Diperkirakan lebih dari 15 juta orang di Indonesia menderita penyakit ini, menjadikan Indonesia negara keempat di dunia dalam jumlah penderita diabetes. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk memahaminya dengan benar. Banyak informasi mengenai diabetes yang tidak benar atau akurat. Sebagian informasi menyesatkan itu bahkan telah menjadi semacam mitos yang beredar di masyarakat. Berikut adalah 10 di antaranya:
'Syringe' photo (c) 2008, Andres Rueda - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/

Mitos #1: Diabetes bukan penyakit serius

Diabetes adalah salah satu penyebab kematian utama. Dua dari tiga penderita diabetes meninggal dunia karena penyakit jantung atau stroke.

Mitos #2: Gula darah sedikit di atas normal tidak berbahaya

Peningkatan kadar glukosa darah terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ, bahkan meskipun kenaikannya hanya sedikit. Kelebihan gula dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Mitos #3: Diabetes hanya terjadi pada orang dewasa

Hal ini hanya berlaku untuk diabetes tipe 2, yang pernah disebut “diabetes onset dewasa” karena umumnya dijumpai pada orang dewasa. Tapi kini semakin banyak anak dan remaja yang didiagnosis menderita diabetes tipe 2, terutama pada mereka yang kelebihan berat badan. Diabetes tipe 1 bahkan dimulai pada masa anak-anak, sehingga disebut “diabetes onset anak-anak”.

Mitos #4: Diabetes disebabkan oleh makanan/minuman yang manis

Diabetes tipe 1 disebabkan oleh faktor genetik dan tidak diketahui pemicunya, diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor genetik dan gaya hidup. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin, yang tidak berhubungan dengan konsumsi gula. Diet tinggi kalori, baik dari gula atau dari lemak, dapat meningkatkan berat badan yang pada akhirnya meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Mitos #5: Semua penderita diabetes memiliki kelebihan berat badan

Kebanyakan penderita diabetes tipe 2 memang memiliki kelebihan berat badan, tetapi tidak semuanya. Faktor-faktor lain seperti riwayat keluarga, usia dan kebiasaan hidup juga berperan. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan faktor-faktor risiko lain dan menyangka bahwa berat badan adalah satu-satunya faktor risiko. Banyak orang yang kelebihan berat badan tidak terkena diabetes dan banyak pula penderita diabetes yang memiliki berat badan normal. (Untuk mengetahui risiko Anda terkena diabetes, silakan melakukan penilaian sendiri dengan mengisi kuesioner ini).

Mitos #6: Penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi makanan/minuman yang manis

Jika dikonsumsi sebagai bagian dari rencana diet yang sehat, atau dikombinasikan dengan olahraga, makanan/minuman manis boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes. Namun, meskipun bukan pantangan, penderita diabetes tetap perlu membatasi makanan/minuman yang manis. Karbohidrat dalam makanan/minuman manis dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat. Untuk menjaga glukosa darah, makanan atau minuman yang manis sebaiknya dikonsumsi setelah makanan rendah karbohidrat.

Mitos #7: Penderita diabetes perlu mengonsumsi produk khusus

Penderita diabetes tidak perlu produk khusus seperti yang banyak diiklankan di media. Produk-produk semacam itu bahkan bisa merugikan bila dikonsumsi berlebihan karena Anda menganggapnya “aman”. Selain itu, produk khusus untuk penderita diabetes biasanya jauh lebih mahal daripada produk sejenis pada umumnya.

Mitos #8: Penderita diabetes harus mengikuti diet khusus

Tidak ada diet khusus untuk penderita diabetes. Pola makan seimbang yang diajurkan bagi semua orang jugadianjurkan untuk penderita diabetes. Diet dalam pola makan seimbang adalah yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti nasi, ubi, kentang dalam jumlah cukup, protein dalam jumlah sedang, lemak (terutama sedikit lemak jenuh dan lemak trans) dalam jumlah sedikit, garam dan gula moderat, buah-buahan dan sayuran.

Mitos #9: Suntikkan insulin harus didapatkan seumur hidup

Hal ini hanya berlaku untuk diabetes tipe 1. Penderita diabetes tipe 2 ketika baru didiagnosis biasanya dapat menjaga glukosa darah mereka pada tingkat yang sehat dengan obat-obatan. Namun seiring waktu, tubuh mereka secara bertahap menghasilkan lebih sedikit insulin, dan akhirnya obat-obatan mungkin tidak cukup untuk menjaga kadar glukosa darah yang normal. Suntikan insulin seringkali mereka perlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah ke tingkat yang sehat. Namun, biasanya tidak terus-menerus. Dengan pola makan yang baik dan peningkatan aktivitas fisik, status metabolik seringkali dapat ditingkatkan ke titik di mana insulin atau obat-obatan tidak diperlukan lagi untuk mengendalikan gula darah.

Mitos #10: Diabetes tidak dapat sembuh

Diabetes tipe 1 memang harus selalu mendapatkan insulin. Pada diabetes tipe 1, sel-sel pankreas yang memproduksi insulin dihancurkan oleh gangguan autoimun. Setelah hancur, sel-sel tidak akan pernah membuat insulin lagi. Penderita diabetes tipe 1 akan selalu memerlukan suntikan insulin (sampai obatnya ditemukan). Namun, berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 bisa disembuhkan. Suatu terapi yang konsisten, termasuk perubahan gaya hidup, dapat menstabilkan kadar gula darah sedemikian rupa sehingga selalu dalam kisaran normal. Diabetes kehamilan, jenis lain dari diabetes yang terjadi selama kehamilan, pada umumnya akan menghilang sendiri setelah melahirkan anak..

 * Bagaimana caranya menyeimbangkan kadar gula darah secara alami ? klik disini

Sumber: majalahkesehatan.com
»»  READMORE...

Sunday, May 6, 2012

Penyakit Diabetes, Bisakah Disembuhkan ???


  Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti karena sekali terkena diabetes akan menanggungnya seumur hidup. Penderita diabetes harus selalu tergantung dengan obatnya. Tapi benarkah diabetes tak bisa disembuhkan?

Selama ini orang selalu menganggap penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan. Tapi ternyata seorang penderita diabetes bisa tidak mengonsumsi obat, asalkan pola makannya benar, rajin olahraga dan memeriksakan kadar gula darahnya.
Diabetes bisa dibilang sebagai penyakit silent killer. Penyakit ini memang tidak mematikan, tapi komplikasi yang ditimbulkan dari diabetes bisa membuat seseorang menjadi meninggal. Karena komplikasi yang ditimbulkan bisa ke semua organ, seperti kaki, otak, mata, saraf dan organ lainnya.
“Satu juta orang di seluruh dunia menjalani operasi amputasi karena diabetes, 5 persen kebutaan akibat diabetes, sebagian besar pasien cuci darah akibat diabetes dan juga komplikasi lain seperti katarak atau jantung”
Diabetes itu sendiri terbagi menjadi 4 tipe yaitu:
  1. Tipe 1: bisa menyerang anak kecil atau anak muda. Ini diakibatkan tubuh tidak bisa memproduksi insulin sama sekali atau jumlahnya sedikit.
  2. Tipe 2: biasanya menyerang orang yang lebih dewasa. Dalam tubuhnya insulin bisa diproduksi tapi cara kerjanya tidak efektif.
  3. Tipe gestasional: tekanan gula darah tinggi yang terjadi saat ibu sedang hamil, tapi akan normal kembali ketika sudah melahirkan.
  4. Tipe lainnya: terjadi akibat infeksi di pankreas, ada tumor atau zat kimia yang bisa menghancurkan insulin.
Namun, yang paling umum didengar masyarakat adalah tipe 1 dan tipe 2. Untuk tipe 1 pengobatannya harus dengan menyuntikkan insulin, sedangkan untuk tipe 2 biasanya melalui obat oral yang dikombinasikan dengan pola makan sehat serta olahraga. “Sebenarnya 60 persen dari penderita diabetes tipe 2 ini bisa dicegah,” ujar dokter yang berpraktek di Siloam Hospital Kebon Jeruk Jakarta ini.
Sampai saat ini diabetes memang belum bisa disembuhkan, tapi penderita diabetes bisa tidak mengonsumsi obat asalkan memiliki pola makan yang benar dan sehat, rajin melakukan olahraga seperti jogging, sepeda atau berenang serta hal yang paling penting adalah gula darahnya terkontrol dengan baik. Selain itu, harus rajin melakukan tes gula darah. Karenanya bagi penderita diabetes sebaiknya memiliki alat tes gula darah pribadi.
Dengan melakukan perawatan yang baik dan benar, maka kemungkinan terjadinya komplikasi dari penyakit diabetes ini menjadi sangat kecil. Edukasi mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan diabetes seperti berapa kalori yang dibutuhkan dalam sehari atau bagaimana memotong kuku yang benar agar tidak menimbulkan luka, bisa membuat penderita diabetes beraktivitas seperti biasanya.
Banyak orang yang tidak menyadari apabila dirinya mengidap penyakit diabetes, tapi ada gejala penting yang bisa menjadi petunjuk awal dari penyakit diabetes yaitu, sering buang air kecil, banyak minum, banyak makan tapi berat badan justru menurun. Sedangkan gejala lainnya yang bisa diperhatikan adalah gampang infeksi atau terkena jamur, gampang capek, keputihan serta sering kesemutan.
Untuk itu sebaiknya periksakan kadar gula darah jika berusia 40 tahun ke atas, saat hamil pernah mengalami tekanan gula darah tinggi, ada anggota keluarga seperti orangtua atau saudara kandung yang terkena diabetes, mengalami obesitas, kadar kolesterol baik (HDL) rendah atau dalam pemeriksaan sebelumnya didapati kadar gula darah agak tinggi.

sumber: gochiindonesia.wordpress.com




»»  READMORE...

12 Gejala Umum dari Diabetes


12 Gejala Umum dari Diabetes


Inilah 12 gejala umum penyakit Diabetes Melitus, Tanda penyakit Diabetes Melitus, 12 tanda dan gejala penyakit Kencing Manis
Kencing2 tanda Diabetes
Setiap jenis penyakit pasti terlebih dahulu diawali dengan munculnya gejala penyakit. Begitu juga dengan diabetes yang terlebih dahulu diawali dengan munculnya sejumlah gejala diabetes. Pada diabetes mellitus misalnya, diabetes dibedakan menjadi type 1 diabetes dan type 2 diabetes, yang masing-masing memiliki karakteristik gejala yang berbeda.
Gejala type 1 diabetes mellitus muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetik sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Sedangkan gejala diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas. Namun secara sederhana ada 13 gejala umum dari diabetes, yaitu :
1. Gejala Buang air kecil secara berlebihan
  • Gejala ini terjadi karena kadar gula dalam darah (glukosa) yang berlebih, sehingga tubuh dirangsang untuk mengeluarkan kelebihan gula tersebut melalui ginjal bersama urine.
  • Tergantung tingkat gejala diabetes, warna dan kepadatan urine bisa berubah, biasanya urine encer dan warnanya pucat.
  • Biasanya gejala ini puncaknya terjadi pada malam hari ketika tidur malam dimana saat malam hari kadar gula dalam darah relatif lebih tinggi daripada siang hari.
 2. Gejala kencing berlebihan dapat terjadi meskipun penderita diabetes tidak banyak minum sepanjang hari
  • Gejala ini biasanya dialami oleh penderita diabetes insipidus dimana hormon vasopressin yang bertugas mengurangi produksi urine dan meningkatkan konsentrasi urine, jumlahnya berkurang.
  • Akibat kekurangan hormon vasopressin, jumlah urine yang dikeluarkan menjadi berlebih dan urine menjadi encer.
  • Pada penderita diabetes mellitus, sebenarnya urine yang dikeluarkan telah bercampur dengan zat-zat lain seperti glukosa, ketone dan asam sehingga jumlahnya bertambah meskipun penderita tidak banyak minum sepanjang hari
3. Gejala buang air kecil yang berlebihan disertai rasa haus yang berlebihan.
  • Karena sering buang air kecil, membuat tubuh merasa haus yang berlebihan. Akibatnya penderita diabetes menjadi sering minum untuk menggantikan cairan yang keluar. Banyaknya air yang diminum kemudian menimbulkan hasrat buang air kecil. Begitulah seterusnya.
  • Banyaknya air yang diminum penderita diabetes lebih dari 3 liter per hari, jauh di atas jumlah konsumsi air orang normal.
  • Gejala ini akan berlangsung terus menerus selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik.
4. Gejala meningkatnya nafsu makan secara signifikan
  • Gejala ini disebabkan karena berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun cadangan gula dalam darah tinggi, sedangkan insulin tidak mampu menyalurkan gula sebagai sumber energi bagi tubuh.
  • Pasien mungkin suka makan banyak, terutama hal-hal yang berbahaya bagi kondisi diabetes, yaitu zat hiperglikemia (zat yang banyak mengandung gula/manis).
5. Gejala kelelahan tanpa diketahui penyebabnya
  • Pada penderita diabetes yang telah akut, umumnya penderita mudah mengalami lelah, letih seperti hilang tenaga.
  • Biasanya gejala ini sering terabaikan karena dianggap sebagai kelelahan akibat kerja.
  • Gejala ini disebabkan karena tubuh kekurangan oksigen untuk membakar gula menjadi energi. Gula dalam darah menumpuk banyak di pembuluh darah sehingga membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat sehingga menyebabkan gangguan pasokan oksigen yang dibawa oleh darah. Padahal agar bekerja secara optimal, tubuh memerlukan oksigen untuk membakar gula menjadi energi.
  • Akibat kekurangan oksigen tersebut, tubuh kehilangan tenaga sehingga muncullah gejala kelelahan, sakit kepala, jantung berdebar-debar dan jika sudah parah dapat menyebabkan penderita mengalami stroke.
6. Meskipun nafsu makan meningkat, berat badan tidak bertambah
  • Pada umumnya penderita diabetes badannya kurus, meskipun makannya banyak. Padahal sebelum terkena diabetes, penderita diabetes berat badannya gemuk meskipun nafsu makannya biasa-biasa saja.
  • Gejala ini ditimbulkan akibat insulin tidak dapat mengedarkan gula darah ke seluruh tubuh, sebaliknya gula darah yang berlebih justru dikeluarkan melalui ginjal menjadi urine.
7. Gejala timbulnya masalah kulit
  • Penderita diabetes juga mengalami masalah kulit seperti gatal-gatal berupa kulit merah dan menipis, terutama di sekitar kelamin.
  • Permasalahan lainnya adalah kesemutan pada kulit dan rasa gatal di tangan dan kaki.
  • Gejala ini disebabkan karena terjadi kerusakan pada pembuluh kapiler yang terletak di bawah kulit dan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.
8. Jika terjadi luka, proses penyembuhan menjadi lama
  • Lamanya proses penyembuhan luka disebabkan karena terhambatnya sirkulasi suplai darah akibat menyempitnya pembuluh darah.
  • Gejala ini patut diwaspadai karena dapat menyebabkan luka menjadi terinfeksi dan menyebabkan komplikasi.
  • Jika luka tersebut tidak dirawat dengan baik, maka dapat bertambah parah, bahkan harus diamputasi agar tidak menjalar ke jaringan lain.
  • Untuk pencegahan, penderita diabetes disarankan untuk menjaga dan merawat bagian tubuh terutama kaki, meskipun tidak dirasakan adanya gangguan.
9. Gejala sakit di beberapa bagian tubuh
  • Penderita diabetes mengalami sakit dibeberapa bagian tubuh terutama di punggung bagian bawah dan anggota badan.
  • Walaupun penderita minum obat penghilang rasa sakit, namun rasa nyeri tidak kunjung sembuh.
10. Gejala gangguan penglihatan (katarak)
  • Biasanya penderita diabetes yang telah akut akan mengalami gangguan penglihatan (katarak), yaitu buramnya lensa mata sehingga cahaya yang masuk ke bola mata menjadi terhambat.
  • Gejala ini disebabkan karena gula membentuk suatu lapisan, kemudian menutupi lensa mata.
  • Gangguan penglihatan dapat disembuhkan dengan cara operasi penggantian lensa mata yang rusak dengan lensa plastik.
11. Gejala impotensi pada pria
  • Gejala ini biasanya menyerang pada pria penderita diabetes yang gemar merokok dan minum minuman beralkohol.
  • Gejala ini timbul karena rusaknya sel-sel syaraf akibat terganggunya sistem aliran darah di sekitar sel-sel syaraf seperti pada ginjal dan alat kelamin.
12. Jika dilakukan tes urine dan tes darah, keduanya menunjukkan nilai positif
  • Tes urine dilakukan dengan cara mengambil sampel darah kemudian dimasukkan ke dalam alat khusus sehingga dapat diketahui kadar gula dalam darah.
  • Tes urine dilakukan dengan cara mengambil sampel urine kemudian di tetesi dengan larutan Fehling dan reagen Benedict. Larutan Fehling’s akan berubah warna merah bata manakala urine mengandung gula, sedangkan reagen Benedict akan berubah warna menjadi kuning, hijau, oranye atau merah tergantung pada jumlah total gula yang terkandung. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa, ketone dan glikoprotein dalam urine
Apabila Anda ataupun teman Anda mengalami beberapa gejala di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin. Jangan tunda penyakit diabetes bertambah parah, karena diabetes dapat menyebabkan serangkaian penyakit komplikasi seperti jantung, hipertensi, gagal ginjal, bahkan stroke.
Ingat, penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan. Oleh karena itu mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Namun jika Anda sudah divonis menderita penyakit ini, sebaiknya ikuti nasehat dokter dengan disiplin minum obat beserta anjurannya. Dengan begitu setidaknya kita dapat mengurangi gejala yang ditimbulkan.

sumber: penyakitdiabetes.net.

»»  READMORE...

Artikel Penyakit Diabetes Mellitus (DM)


Artikel Penyakit Diabetes Mellitus (DM)



Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
  • Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 – 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.
Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.
  • Tipe Penyakit Diabetes Mellitus
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.
  • Kadar Gula Dalam Darah
Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 – 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 – 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.
Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.
Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.
Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.
  • Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

* Bagaimana caranya menyeimbangkan kadar gula darah secara alami ? klik disini

 

www.gochiindonesia.wordpress.com

»»  READMORE...

Impotensi dan Diabetes Pada Pria Muda

Impotensi dan Diabetes

 




Impotensi dan Diabetes Pada Pria Muda

Seseorang yang didiagnosa menderita diabetes mellitus, biasanya juga akan mengidap impotensi atau disfungsi ereksi. Impotensi atau disfungsi seksual akan segera dialami penderita diabetes baik cepat ataupun lambat. Semua ini juga tergantung pada kondisi stamina seseorang. Seberapa parah tingkat disfungsi ereksi ini akan sangat tergantung pada kadar gula darah dalam tubuhnya. Karena itu, beberapa dokter mengasumsikan bahwa diabetes mellitus merupakan salah satu penyebab impotensi pada pria usia muda.
Pria yang menderita diabetes akan memiliki resiko terkena impotensi lebih besar dibanding pria normal, yaitu 2,6 sampai 4 kali lebih tinggi. Selain itu, mereka juga beresiko terkena dyslipidemia sebesar 1,6 kali, kemudian 1,8 hingga 2,4 terhadap serangan jantung serta 1,6 hingga 1,7 kali terhadap tekanan darah tinggi.
Penyebab utama terjadinya impotensi pada penderita diabetes adalah neuropathic. Neuropathic adalahkerusakan pada saluran parasimpatik penis yang mengakibatkan relaksasi pada arteri helicina tidak dapat terjadi. Hal ini menyebabkan saluran darah dalam penis tidak lancar sehingga penis tidak dapat membesar. Neuropathic ini akan terjadi perlahan – lahan hingga akhirnya menyebabkan kerusakan total pada penis. Jika telah terjadi kerusakan total, maka penderita harus melakukan terapi dan pengobatan secara rutin dan seterusnya selama hidup. Karena jika tidak dilakukan pengobatan terus menerus, impotensi akan mengganggu kehidupan sehari – hari dan bisa memicu depresi.
Neuropathic akan berjalan searah dengan impotensi. Pada awalnya, ereksi akan tetap terjadi, pria dewasa akan tetap bisa berhubungan seksual, tetap normal seperti biasa. Namun lambat laun, ereksi tidak akan sempurna, tidak seperti biasa. Penis tidak bisa membesar seperti seharusnya saat sehat. Sampai akhirnya, ereksi tidak bisa terjadi sama sekali. Atau bisa juga, ereksi akan tetap seperti biasa, namun pada saat penetrasi, saat penis berada di dalam vagina, penis akan melemah sehingga hubungan seksual suami istri tidak akan berjalan seperti seharusnya. Permasalahan ini juga memicu hal lain, yaitu masalah kejiwaan karena ketidakmampuan ereksi sangat mengganggu kaum pria. Hubungan harmonis dengan sang istri bisa terganggu, dan yang lebih parah akan mengganggu kejiwaan pria tersebut. Gangguan jiwa atau depresi ini yang justru lebih berbahaya. Karena pada dasarnya pikiran yang sehat yang akan mendukung tubuh sehat dan bisa beraktivitas dengan normal.
Proses neuropathic pada masing – masing orang berbeda dengan yang lain. Ada orang yang langsung menunjukkan gangguan ereksi akibat neuropathic, namun bagi orang – orang tertentu dengan kondisi badan lebih kuat akan lebih bisa mentolerir kenaikan kadar gula darah dalam tubuh. Jadi semua memang tergantung stamina orang tersebut. Memang stamina satu orang dengan yang lain berbeda, dan masalah stamina ini juga merupakan bawaan seseorang dari lahir. Namun tentunya, orang yang lebih bisa menjaga makanannya, melakukan aktivitas olahraga secara teratur, cek up kadar gula darah secara rutin tentu akan lebih dini mengetahui jika ada gangguan pada fungsi seksualnya. Sehingga jika lebih dini diketahui, pengobatan akan lebih cepat bisa dilaksanakan sebelum kondisi semakin parah atau kronis.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, otot – otot pada penis masih dapat mentolerir diabetes mellitus hingga kadar gula darahnya 200 mg/ml. Pada kondisi ini, neuropathic tidak terjadi dan ereksi masih dapat terjadi.
Jika kadar gula darah naik hingga menjadi 400 mg/ml, akan terjadi impotensi yang secara mendadak menyerang. Ini diakibatkan oleh adanya kerusakan endotel pada sinusoid. Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa impotensi ini dapat terjadi melalui 2 cara, yang pertama secara perlahan – lahan dan dapat juga terjadi seketika begitu saja. Pada impotensi karena neuropathic, impotensi terjadi secara perlahan – lahan dengan efek sedikit demi sedikit meningkat hingga akhirnya otot – otot penis benar – benar tidak dapat berfungsi karena rusak. Neuropathic memiliki karakter persisten, sehingga menyebabkan impotensi ini tidak bisa dihindari oleh kaum pria muda yang terserang neuropathic.
Berbeda dengan neuropathic, impotensi akibat permasalahan endotel tidak bersifat persisten. Pada kondisi ini, kadar gula darah dapat naik tinggi namun pada kondisi tertentu akan kembali normal seperti sedia kala. Karena endotel tidak memiliki karakter persisten seperti neuropathic.
Namun bagaimana pun juga, saat kadar gula darah naik, neuropathic akan terjadi dan endotel dapat mengalami kerusakan permanen sehingga impotensi benar – benar tidak bisa dihindari. Jika hal ini terjadi, impotensi akan sulit diatasi. Walaupun impotensi atau disfungsi seksual bisa diobati, namun pasien akan selamanya tergantung pada terapi dan obat – obatan tersebut.
Para dokter telah meneliti lebih lanjut dengan melibatkan ribuan responden sebagai sample penelitian. Dari hasil penelitian tersebut dipastikan bahwa semua penderita diabetes pasti akan mengalami impotensi, berapapun usia mereka. Pria muda dengan aktivitas tinggi dan gaya hidup yang tidak teratur, ataupun pria yang lebih tua, semua beresiko mengalami diabetes jika mereka tidak menjaga gaya hidup sehari – hari.
Berapapun usia Anda, atau ayah Anda, kakak ataupun suami Anda, semua harus segera mulai menjaga gaya hidupnya. Impotensi tidak hanya dipicu oleh rokok, dan obat – obatan, tapi juga karena kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh.

sumber: penyakitdiabetes.net

»»  READMORE...