Awas....! Diabetes Bikin Umur Pendek

Ini adalah peringatan betapa diabetes akan menjadi ancaman dan beban serius pada masa mendatang. Diabetes selama ini dikenal sebagai penyakit yang dapat melipatgandakan risiko terserang penyakit pembuluh darah, jantung, dan stroke. Namun . . .

Hati-hati Diabetes Pada Anak

Bagaimana cara mengatasi gejala diabetes pada anak – anak sebelum terlambat dan menjadi semakin parah? Yang mereka rasakan hanyalah terganggu karena ada gejala yang tidak biasa dan mereka menunjukkan gangguan itu dengan cara menangis atau mungkin jadi tampak lemas, tidak bergairah dan mudah rewel. Karena memang seperti itulah bahasa anak – anak.

14 Jenis Imunisasi Wajib untuk Anak

Selain memperhatikan gizi dan menjaga kesehatan, imunisasi adalah salah satu cara pencegahan utama terhadap suatu penyakit. Imunisasi merupakan program untuk memenuhi Konvensi Hak Anak PBB, sehingga pemerintah dan orangtua wajib memberikan upaya kesehatan yang terbaik untuk anak, meliputi pemberian imunisasi. Apa saja jenis imunisasi tersebut?

Goji Berry 'Buah Panjang Umur'

Goji adalah salah satu buah kesehatan di Cina dan juga yang dikenal sebagai buah panjang umur. Menurut sejarah kuno banyak kaisar Cina mengkonsumsi goji untuk mendapatkan kesehatan dan umur panjang. Kenapa bisa begitu ?

Diabetes Bukan karena Kebanyakan Gula ?

Dunia sedang menghadapi ledakan penderita diabetes. Data paling baru menyebutkan angkanya mencapai 350 juta orang di seluruh dunia, jauh melebihi prediksi Federasi Diabetes International (IDF) yang memproyeksikan tahun 2010 ada 285 juta penduduk dunia yang akan menjadi korban penyakit yang bisa merenggut penglihatan, bahkan kematian ini. "Yang harus dibatasi sebenarnya bukan hanya gula, tetapi .. " papar dokter dari Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta.

Showing posts with label GOJI. Show all posts
Showing posts with label GOJI. Show all posts

Friday, November 23, 2012

Hyperglycemia (High blood glucose)

Hyperglycemia is a major cause of complications with diabetes.
Hyperglycemia happens from time to time to all people who have diabetes.
Check blood glucose levels to determine when your level is high.
Learn to identify the symptoms of hyperglycemia so you can treat it quickly.
When high, lower your blood glucose level by exercising, unless ketones are present in your urine.

Hyperglycemia is the technical term for high blood glucose (sugar). High blood glucose happens when the body has too little insulin or when the body can't use insulin properly. You may also be interested in our book, 487 Really Cool Tips for Kids with Diabetes.
What causes hyperglycemia?

A number of things can cause hyperglycemia:
If you have type 1, you may not have given yourself enough insulin.
If you have type 2, your body may have enough insulin, but it is not as effective as it should be.
You ate more than planned or exercised less than planned.
You have stress from an illness, such as a cold or flu.
You have other stress, such as family conflicts or school or dating problems.
What are the symptoms of hyperglycemia?

The signs and symptoms include the following:
High blood glucose
High levels of sugar in the urine
Frequent urination
Increased thirst

Part of managing your diabetes is checking your blood glucose often. Ask your doctor how often you should check and what your blood glucose levels should be. Checking your blood and then treating high blood glucose early will help you avoid problems associated with hyperglycemia.

How do I treat hyperglycemia?

You can often lower your blood glucose level by exercising. However, if your blood glucose is above 240 mg/dl, check your urine for ketones. If you have ketones, do not exercise.

Exercising when ketones are present may make your blood glucose level go even higher. You'll need to work with your doctor to find the safest way for you to lower your blood glucose level.

Cutting down on the amount of food you eat might also help. Work with your dietitian to make changes in your meal plan. If exercise and changes in your diet don't work, your doctor may change the amount of your medication or insulin or possibly the timing of when you take it.
What if it goes untreated?

Hyperglycemia can be a serious problem if you don't treat it, so it's important to treat as soon as you detect it. If you fail to treat hyperglycemia, a condition called ketoacidosis (diabetic coma) could occur. Ketoacidosis develops when your body doesn't have enough insulin. Without insulin, your body can't use glucose for fuel, so your body breaks down fats to use for energy.

When your body breaks down fats, waste products called ketones are produced. Your body cannot tolerate large amounts of ketones and will try to get rid of them through the urine. Unfortunately, the body cannot release all the ketones and they build up in your blood, which can lead to ketoacidosis.

Ketoacidosis is life-threatening and needs immediate treatment. Symptoms include:
Shortness of breath
Breath that smells fruity
Nausea and vomiting
Very dry mouth

Talk to your doctor about how to handle this condition.
Medical IDs

Many people with diabetes, particularly those who use insulin, should have a medical ID with them at all times.

In the event of a severe hypoglycemic episode, a car accident, or other emergency, the medical ID can provide critical information about the person’s health status, such as the fact that they have diabetes, whether or not they use insulin, whether they have any allergies, etc. Emergency medical personnel are trained to look for a medical ID when they are caring for someone who can’t speak for themselves.

Medical IDs are usually worn as a bracelet or a necklace. Traditional IDs are etched with basic, key health information about the person, and some IDs now include compact USB drives that can carry a person’s full medical record for use in an emergency.
How can I prevent hyperglycemia?

Your best bet is to practice good diabetes management and learn to detect hyperglycemia so you can treat it early — before it gets worse.


»»  READMORE...

Foto Amputasi Kaki Karena Kencing Manis (Diabetes)

Kencing manis atau Diabetes adalah penyakit yang mengerikan, karena dampak dari kecing manis apabila luka akan sulit di sembuhkan. Setiap 30 menit, seseorang akan kehilangan kakinya disebabkan kencing manis. Kencing manis dan luka adalah kombinasi yang amat membahayakan.

Jika anda menderita kencing manis, tidak ada istilah ‘luka kecil’ pada kaki. Luka paling kecil sekalipun yang terdapat pada kaki jika tidak dirawat, akan menyebabkan amputasi atau pemotongan pada kaki.

seperti yang kita lihat pada gambar di bawah ini




Penderita kencing manis mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding luka pada kaki yang disebabkan oleh komplikasi kencing manis itu sendiri. Penderita kencing manis mempunyai kadar aliran darah yang agak lambat, yang akhirnya akan menyebabkan kadar penyembuhan lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang sehat.

Selain itu, faktor yang ikut mempengaruhi ialah kerusakan saraf atau neuropati (neuropathy) yang dialami oleh penderita kencing manis.





Oleh kerana itu, bagi penderita kencing manis, perawatan kaki adalah amat penting. Jika terdapat lukapada kaki walaupun kecil, usahakan luka itu segera dicuci. Perhatikan perkembangan luka tersebut. Jika tiada perubahan positif dalam 24 jam, maka segeralah untuk konsultasi ke dokter..

Jangan pandang ringan nasihat di atas. Atau anda sanggup kehilangan kaki anda? Anda mungkin sanggup kehilangan satu tangan, tapi anda pasti tidak sanggup kehilangan satu kaki karena kencing manis.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, kini telah hadir produk spertakuler untuk mencegah amputasi kaki karena kencing manis yaitu Goji Soft Capsule. Obat herbal yang sangat mujarab dan telah lama di nantikan oleh penderita kencing manis, obat herbal untuk mengobati kencing manis tanpa harus amputasi.


diabetmelitius
»»  READMORE...

Saturday, September 15, 2012

Mitos Penyakit Diabetes


Merawat penyakit diabetes memang dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang terus-menerus. Pasien tidak hanya dituntut untuk mencari informasi seputar penyakit diabetes dan perawatannya, tapi juga untuk menjaga kadar gula di dalam darah. Namun, perlu diingat banyaknya sumber informasi yang Anda baca belum seluruhnya dapat dikatakan benar.

Beberapa informasi mungkin tidak terbukti secara ilmiah tapi hanya mitos belaka. Cobalah simak serangkaian mitos dan fakta di bawah ini agar Anda dapat tidak tersesat pada info yang salah.

Mitos : Diabetes bukan penyakit yang serius.
Fakta : Diabetes merupakan penyakit yang lebih mengancam nyawa ketimbang penyakit kanker payudara dan AIDS. Dua dari tiga penderita diabetes di kemudian hari dapat mengalami komplikasi penyakit hati dan stroke.

Mitos : Jika orangtua Anda mengalami diabetes, Anda pasti akan terkena diabetes mellitus.
Fakta : Memang ada faktor genetik pada penyakit diabetes, namun masih banyak faktor lainnya yang memainkan peran khususnya pola gaya hidup seseorang. Jika seseorang menjaga dengan baik kondisi gaya hidupnya dan rajin berolahraga, maka ia belum tentu mengalami diabetes.

Mitos : Orang dengan penyakit diabetes harus makan makanan khusus.
Fakta : Menu sehat bagi penderita penyakit diabetes secara umum hampir sama dengan menu pada orang normal. Hindari lemak jenuh dalam menu Anda, jumlah asupan gula yang seimbang, dan banyak mengkonsumsi makanan yang berasal dari gandum, sayur, serta buah.

Mitos : Penderita diabetes tidak boleh mengkonsumsi makanan kaya kabohidrat.
Fakta : Makanan mengandung karbohidrat merupakan salah satu aspek yang harus diatur dalam menu sehat Anda. Anda masih boleh mengkonsumsi 3-4 kali makanan mengandung karbohidrat, asal yang terpenting adalah porsi. Mungkin anda bisa mengganti nasi dengan: nasi merah, kentang, gandum.

Mitos : Penderita diabetes pantang makan makanan manis.
Fakta : Bila makanan manis itu tergolong makanan yang menyehatkan, tidak ada pantangan untuk mengkonsumsinya asal diiringi dengan olahraga. Dan lagi, porsinya yang harus selalu dicermati agar tidak berlebihan

Mitos : Anda dapat terjangkit diabetes dari orang lain.
Fakta : Penyakit diabetes tidak menular dari orang ke orang lain. Penyakit ini cenderung muncul akibat faktor genetik dan pola hidup.

Mitos : Buah adalah makanan sehat, Anda dapat memakannya sebanyak-banyaknya.
Fakta : Jangan salah kaprah, buah juga mengandung karbohidrat, maka perlu mengatur jumlahnya dalam menu makanan. Segala sesuatu yang dikonsumsi secara berlebihan biasanya memberikan efek yang kurang baik.

Semoga setelah ini, semua persepsi dan mitos yang keliru tentang penyakit diabetes dapat diluruskan, dan pasien diabetes dapat menjalankan terapi dengan lebih bijaksana.

sumber:meetdoctor
»»  READMORE...

Camilan Untuk Diabetes



Penderita diabetes seringkali terlalu berusaha menjaga kadar gula darahnya, sehingga yang dilakukan adalah menghindari camilan. Konsep yang keliru ketika para diabetisi (penderita diabetes) memilih untuk menahan lapar daripada mengonsumsi snack di sela jadwal makan utama.

Saat perut Anda mulai terasa ‘keroncongan’, segera ‘ganjal’ perut Anda untuk mencegah kadar gula darah turun/drop. Sama seperti makan sungguhan, camilan yang baik juga sebaiknya terdiri dari lemak, serat, karbohidrat dan protein. Nah, apa saja camilan yang baik dan sehat untuk penderita diabetes?

Berikut beberapa snack atau camilan yang dengan takaran yang pas dapat membantu para penderita diabetes menanggulangi rasa laparnya:
Biskuit gandum.
Gandum dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan kolesterol. Selain itu, snack dari gandum dapat mempertahankan rasa kenyang relatif lebih lama. Temukan tulisan ‘whole-wheat flour’ atau 'tepung gandum utuh' pada kemasan. Konsumsi sekitar dua buah saja, untuk menambah rasa, dapat Anda tambahkan seperempat cup selai anggur.
Buah segar.
Buah mengandung nutrisi dan serat yang sangat penting untuk diet, namum porsinya harus tetap diperhatikan karena buah mengandung gula alami. Buah yang baik untuk penderita diabetes adalah berries, melon dan apel (cukup setengahnya saja). Tambahkan seperempat irisan keju, proteinnya berfungsi untuk menstabilkan gula darah dan memberi tambahan kalsium.
Serat dan mineral alami.
Serat sangat baik untuk menurunkan kolesterol, banyak ditemukan dalam sayuran seperti tomat, black bean, paprika hijau dan alpukat. Boleh juga menambahkan irisan brokoli, wortel, seledri dan sayuran lainnya untuk mendapatkan ekstra mineral. Jadi Salad untuk snack di sore hari?
Yoghurt.
Mirip dengan keju, yoghurt sangat baik untuk mestabilkan gula darah dan memberikan ekstra kalsium.

Jadi ada baiknya pasien Diabetes mempersiapkan dirinya dengan beberapa snack tersebut. Selain dapat mengatasi lapar, sehat dan juga enak bukan?
»»  READMORE...

Sunday, September 2, 2012

Sakit Liver, Pembunuh Utama Diabetes


Kompas.com - Penderita diabetes beresiko 70 persen lebih banyak untuk meninggal karena penyakit liver dibandingkan pasien lain yang tidak mengidap diabetes.
Penyakit diabetes yang tidak terkontrol akan menyebabkan sejumlah komplikasi, termasuk beberapa jenis gangguan liver. Gula darah yang tidak terkontrol akan memicu parut pada liver yang disebut dengan sirosis dan juga kanker hati.
Dalam penelitian yang dilakukan tim dari Edinburgh, para ahli  menganalisa data orang berusia 35-84 tahun selama enam tahun. Mereka lalu membandingkan 1.267 pasien diabetes dengan 10.100 orang yang bukan diabetes, yang seluruhnya meninggal akibat penyakit liver.
Hasilnya ditemukan satu dari empat  (24 persen) pasien diabetesi akan meninggal akibat kanker hati, jauh lebih banyak dari yang bukan diabetesi yang hanya satu dari 10 orang (9 persen). Pada pasien kanker hati yang tidak diabetes, kebanyakan meninggal akibat penyakit liver alkoholik (63 persen).
"Saat ini makin banyak pasien penyakit perlemakan hati yang non-alkoholik, terutama orang muda yang menderita diabetes. Faktor risiko yang terbesar adalah kegemukan," kata dr.Sarah Wild dari Universitas Edinburgh.
Perlemakan hati kronis bisa diatasi dengan penurunan berat badan, olahraga, perbaikan fungsi hati, dan mengontrol gula darah serta tekanan darah. Pasien yang diabetes juga disarankan untuk menjauhi minuman beralkohol karena berpengaruh pada kadar gula darah dan meningkatkan berat badan.
Sementara itu di Indonesia, orang yang menderita diabetes lebih banyak yang mengalami komplikasi ginjal.
Penulis : Lusia Kus Anna 
»»  READMORE...

Diabetes Penyebab Utama Gagal Ginjal

MEDAN, RABU - Penyebab utama seseorang mengalami gagal ginjal kronik hingga membutuhkan pelayanan Hemodialisa (cuci darah) adalah akibat penyakit diabetes dan darah tinggi.  
"Jika kedua penyakit ini dikontrol dengan baik melalui pengobatan teratur maka penyakit ginjal akan dapat dicegah sedini mungkin atau diperlambat," kata Kepala Unit Dialisis RSU Pirngadi Medan,  Prof. Dr. Harun, di Medan, Rabu.

Ia mengatakan, penyakit ginjal kronik juga dapat meningkatkan rIsiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) yang akhirnya juga merupakan penyebab kematian terbanyak penderita gagal ginjal.

Menurut dia, sebenarnya gagal ginjal dapat dicegah jika sejak dini sudah dideteksi melalui pemeriksaan darah dan air seni. Dan mayoritas mereka di negara berkembang yang berada pada tahap dini penyakit ini pada umumnya tidak mengetahui jika telah menderita gagal ginjal.

"Untuk itu deteksi dini dari ketidakberesan ginjal menjadi sangat penting dan memungkinkan pengobatan yang sesuai sebelum terjadi kerusakan ginjal atau terjadi manifes perparahan karena komplikasi yang lain.

Sementara itu kepala Staf Medis Fungsional Penyakit Dalam RSU Pirngadi Medan, dr Zulhelmi, mengatakan, pada umumnya masyarakat tidak waspada dengan ginjal mereka karena pada tingkat ringan, gangguan ginjal sering tidak dirasakan.

Gangguan dapat bertambah parah hingga pada akhirnya ginjal tidak berfungsi lagi.

"Periksalah ke dokter, karena melalui pemeriksaan laboratorium  dengan sedikit contoh darah dan urine dapat diketahui apakah fungsi ginjal masih normal atau sudah terganggu, sehingga dapat dilakukan pengobatan sedini mungkin," katanya.

Ia menyebutkan, gejala awal gagal ginjal dapat diketahui saat terjadinya gangguan nyeri saat buang air kecil, berdarah, keluar batu, nyeri pinggang, pucat dan gampang capek.

Penulis : Asep Candra |
Source : Antara
* Penyakit Diabetes bisakah disembuhkan....??? klik disini...
* Bagaimana caranya menyeimbangkan Kadar Gula Darah secara alami...??? klik disin...

»»  READMORE...

Retinopati Diabetik, Penyebab Utama Kebutaan Diabetesi


DIABETES melitus atau kencing manis merupakan penyakit metabolik. Penyakit ini ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) akibat kurangnya kadar hormon insulin dalam tubuh.
Kadar gula darah yang tinggi secara terus-menerus selama bertahun-tahun dapat menimbulkan komplikasi, terutama pada mata, jantung, dan ginjal. Komplikasi diabetes pada mata dapat menimbulkan kebutaan, yang sebenarnya dapat dihindari (avoidable blindness) dengan manajemen diabetes yang baik, meliputi diet ketat, olahraga, obat-obatan, mengontrol penyakit penyerta seperti hipertensi dan kadar kolesterol tinggi, serta menghentikan kebiasaan merokok.
Retinopati diabetik merupakan penyebab utama kebutaan pada penderita diabetes di seluruh dunia, disusul katarak.
Pada retinopati diabetik secara perlahan terjadi kerusakan pembuluh darah retina atau lapisan saraf mata sehingga mengalami kebocoran. Akibatnya, terjadi penumpukan cairan (eksudat) yang mengandung lemak serta pendarahan pada retina. Kondisi tersebut lambat laun dapat menyebabkan penglihatan buram, bahkan kebutaan. Bila kerusakan retina sangat berat, seorang penderita diabetes dapat menjadi buta permanen sekalipun dilakukan usaha pengobatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2004 melaporkan, 4,8 persen penduduk di seluruh dunia menjadi buta akibat retinopati diabetik. Dalam urutan penyebab kebutaan secara global, retinopati diabetik menempati urutan ke-4 setelah katarak, glaukoma, dan degenerasi makula (AMD= age-related macular degeneration).
Diestimasi bahwa jumlah penderita diabetes di seluruh dunia akan meningkat dari 117 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta tahun 2030. Di Asia diramalkan diabetes akan menjadi ”epidemi”, disebabkan pola makan masyarakat Asia yang tinggi karbohidrat dan lemak disertai kurangnya berolahraga. Akibatnya, kebutaan akibat retinopati diabetik juga diperkirakan meningkat secara dramatis.
Belum ada data resmi
Data resmi jumlah penderita retinopati diabetik di Indonesia belum ada. Dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga Departemen Kesehatan RI tahun 1995, kelainan ini belum didefinisikan dan masih dimasukkan ke dalam ”kebutaan lain-lain” sebanyak 28 persen.
Data Poliklinik Mata RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang tidak dipublikasikan menunjukkan bahwa retinopati diabetik merupakan kasus terbanyak yang dilayani di Klinik Vitreo-Retina. Dari seluruh kunjungan pasien Poliklinik Mata RSCM, jumlah kunjungan pasien dengan retinopati diabetik meningkat dari 2,4 persen tahun 2005 menjadi 3,9 persen tahun 2006.
Angka kejadian retinopati diabetik dipengaruhi tipe diabetes melitus (DM) dan durasi penyakit. Pada DM tipe I (insuln dependent atau juvenile DM ), yang disebabkan oleh kerusakan sel beta pada pankreas, umumnya pasien berusia muda (kurang dari 30 tahun), retinopati diabetik ditemukan pada 13 persen kasus yang sudah menderita DM selama kurang dari 5 tahun, yang meningkat hingga 90 persen setelah DM diderita lebih dari 10 tahun.
Pada DM tipe 2 (non-insulin dependent DM), yang disebabkan oleh resistennya berbagai organ tubuh terhadap insulin (biasanya menimpa usia 30 tahun atau lebih), retinopati diabetik ditemukan pada 24-40 persen pasien penderita DM kurang dari 5 tahun, yang meningkat hingga 53-84 persen setelah menderita DM selama 15-20 tahun.
Secara klinis retinopati diabetik dibedakan atas non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR) dan proliverative diabetic retinnopathy (PDR). NPDR atau tahap awal yang lebih ringan ditandai dengan kebocoran pembuluh darah, perdarahan retina, dilanjutkan dengan penutupan (oklusi) kapiler darah retina. Retina menjadi kurang suplai oksigen dan nutrisi dari darah.
Terjadilah tahap lanjut, yaitu PDR, karena retina yang sudah iskemik atau pucat tersebut bereaksi dengan membentuk pembuluh darah baru yang abnormal (neovaskular). Neovaskular atau pembuluh darah ”liar” ini merupakan ciri PDR dan bersifat rapuh serta mudah pecah sehingga sewaktu-waktu dapat berdarah ke dalam badan kaca yang mengisi rongga mata (perdarahan badan kaca atau pendarahan vitreus), menyebabkan pasien mengeluh melihat floaters (bayangan benda-benda hitam melayang mengikuti pergerakan mata) atau mengeluh mendadak penglihatannya terhalang.
Sering kali pasien retinopati diabetik tidak mengalami tanda dan gejala sekalipun sudah dalam tahap PDR yang berat sampai terjadi perdarahan badan kaca. Penyebab gangguan penglihatan lainnya pada retinopati diabetik adalah bengkak atau menumpuknya cairan di daerah pusat retina, yaitu makula, suatu kondisi yang disebut edema makula
Akibat edema makula, pasien mulai mengalami kesulitan membaca/menulis, menonton TV, atau mengenali muka orang. Jaringan neovaskular yang terus bertumbuh (proliferatif) pada PDR juga dapat berpotensi menarik retina hingga terlepas dan/atau robek (ablasi retina). Ablasi retina pada retinopati diabetik berakibat kebutaan dan umumnya sulit ditangani.
Mencegah sedini mungkin
Prinsip utama dalam menangani retinopati diabetik adalah pencegahan dengan deteksi dini sebelum terjadi gangguan penglihatan yang berat. Walaupun belum mengeluh dan tanpa melihat berapa lama ia menderita diabetes, seorang pasien harus dirujuk ke dokter mata untuk menjalani pemeriksaan mata awal (skrining). Apabila retinopati diabetik sudah teridentifikasi, dilakukan manajemen sedini mungkin bagi penderita dengan melakukan pemeriksaan mata secara berkala, minimal satu kali dalam setahun.
Dalam pemeriksaan, mata akan ditetes supaya pupil menjadi lebar dan dokter mata dapat mengamati retina secara saksama. Sebaiknya dilakukan untuk dokumentasi dengan foto fimdus , atau pencitraan lain yang diperlukan.
Terapi utama pada retinopati diabetik adalah tindakan fotokoagulasi laser pada retina. Tindakan laser bertujuan menutup kebocoran pembuluh darah retina, mengurangi edema makula, dan mencegah timbulnya rangsang untuk pembentukan neovaskular. Secara umum, tindakan laser pada retina yang dibarengi dengan manajemen diabetes yang baik dapat mengurangi risiko buta hingga 90 persen.
Bedahan vitrektomi, yaitu tindakan bedah mikro yang bertujuan membersihkan perdarahan badan kaca, membebaskan retina dari segala tarikan akibat pertumbuhan neovaskular dan mengaplikasikan sinar laser secara langsung di dalam bola mata. Pada kasus-kasus PDR, vitrektomi dapat mencegah kehilangan penglihatan yang lanjut. Terapi lain yang baru berkembang dalam dekade terakhir adalah pemberian obat, seperti golongan kortikosteroid dan Anti-VEGF (VEGF=vascular endothellial grwowh factor), yang bertujuan mengurangi edema makula dan menghentikan pertumbuhan neovaskular.
Penting untuk diketahui, sering kali segala tindakan tersebut tidak dapat mengembalikan penglihatan yang sudah hilang. Kadang kala, segala tindakan tersebut hanya dapat mencegah perburukan lebih lanjut.
Komplikasi diabetes, termasuk kebutaan, dapatlah dicegah dengan kontrol yang baik dan deteksi dini untuk identifikasi penyakit dan terapi seawal mungkin. Untuk skrining diabetes dan retinopati diabetik perlu dikembangkan strategi yang tepat, sebagai contoh di India, dijalankan skrining dengan telemedicine.
Di Indonesia sudah banyak didirikan pusat kesehatan yang mampu memberi layanan komprehensif bagi penderita diabetes, tetapi masih terkonsentrasi di kota-kota besar sehingga cakupannya masih sangat kurang. Untuk menangani pasien-pasien diabetes diperlukan kerja sama berbagai pihak, meliputi WHO, pemerintah, departemen kesehatan, organisasi profesi dokter, dokter mata dan dokter penyakit dalam serta ahli endokrin, serta LSM nasional maupun internasional.
Andi Arus Victor ,Dokter Spesialis Mata, Kepala Divisi Vitreo-retina, Departemen Mata FKUI/RSCM, Anggota Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia

* Penyakit Diabetes bisakah disembuhkan....??? klik disini...
* Bagaimana caranya menyeimbangkan Kadar Gula Darah secara alami...??? klik disin...
»»  READMORE...

Diabetes Sahabatnya Hipertensi





KOMPAS.com — Penyakit diabetes kronis dapat menyebabkan timbulnya komplikasi, salah satunya adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Itulah sebabnya, penyakit jantung koroner merupakan penyumbang kematian terbesar (sekitar 40 persen) di antara pasien penderita diabetes (diabetesi).
Menurut dokter spesialis penyakit dalam Budiman Darmowidjojo, kadar gula darah yang tinggi akan mengganggu sistem hormonal sehingga kadar hormon tertentu akan meningkat. Akibatnya, tekanan darah ikut melonjak.
"Sekitar 60-80 persen diabetesi menderita hipertensi, dalam jangka panjang akan menimbulkan komplikasi yang berujung pada kecacatan," ujarnya dalam acara press conference Jakarta Endokrin Meeting dan Jakarta Diabetes Meeting di Jakarta, Rabu (8/6/2011).
Ia menjelaskan, komplikasi penyakit akibat diabetes dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari lamanya penyakit, tingginya gula darah, usia, hipertensi, merokok, serta protein di urine.
"Makin tinggi kadar protein, makin besar risikonya terkena penyakit jantung," paparnya.
Oleh karena itu, terapi pengobatan diabetes ditujukan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal dan menghindari komplikasi baik yang kronis maupun akut. "Kalau sudah telanjur komplikasi, susah diobatinya," imbuhnya.
Data tahun 2.000, jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 8,4 juta orang dan menjadikan Indonesia menempati ranking keempat dalam jumlah penderita diabetes di dunia. Pada tahun 2030 nanti, diperkirakan jumlahnya akan naik menjadi 21,3 juta orang.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, sebaran pasien diabetes di Indonesia yang melebihi 1,5 persen penduduk ada di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara. Menurut Budiman, hal itu mungkin terkait dengan gaya hidup dan pola makan.
Penulis : Lusia Kus Anna


* Penyakit Diabetes bisakah disembuhkan....??? klik disini...
* Bagaimana caranya menyeimbangkan Kadar Gula Darah secara alami...??? klik disin...

 
»»  READMORE...

Monday, August 27, 2012

Empat Syarat Cegah Komplikasi Diabetes





JAKARTA, KOMPAS.com - Seseorang yang didiagnosa terkena diabetes sebenarnya tidak perlu terlalu risau akan kemungkinan komplikasi penyakit yang dapat ditimbulkan dari tingginya kadar gula dalam darah. Asal semua terkontrol dengan baik, tentunya kualitas hidupnya juga akan baik.
Demikian disampaikan Budiman, spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrinologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) dalam diskusi publik bertajuk Mata Sehat Cegah Kebutaan Akibat Diabetes, di Kedai Tempo, Rabu, (19/10/2011).
Menurut Budiman, ada beberapa sarat tertentu agar pasien penderita diabetes tidak mengalami komplikasi penyakit seperti jantung, hipertensi, stroke, ginjal dan retinopati diabetik. 
Pertama, pasien harus selalu mengontrol tekanan darah  jangan sampai di atas batas normal.  Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai normal. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih. Menurut Budiman, orang dengan diabetes yang menderita tekanan darah tinggi, tensinya harus selalu dijaga tidak boleh lebih dari 130/80 mmHg.
Kedua, selalu  berupaya mengontrol kadar gula.  Untuk memelihara kadar gula darah normal dalam tubuh, sebaiknya dibiasakan mengatur kalori dengan membatasi konsumsi makanan yang manis-manis dan asupan karbohidrat. Pada orang normal, kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.
"Gula darah puasa tidak boleh lebih dari 100 mg/dl. Habis makan gula darah jangan lebih dari 140 mg/dl," katanya.
Syarat ketiga adalah selalu mengendalikan kolesterol. Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit. Pola makan sehat merupakan faktor utama untuk menghindari hal ini. Batas normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg/dl. Tidak semua kolestrol berdampak buruk bagi tubuh. Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL saja yang berakibat buruk.
Budiman mengatakan, untuk kadar kolestrol LDL sebaiknya jangan lewat dari 100 mg/dl. Semakin rendah kadar LDL, semakin kecil risiko Anda terkena serangan jantung dan stroke.
Syarat keempat adalah menjaga berat badan ideal.  Budiman menuturkan, idealnya seorang wanita tidak boleh mempunyai lingkar perut lebih 80 cm, sedangkan pria jangan lebih dari 90 cm. Kalau itu semua bisa diatur, maka komplikasi sangat bisa untuk dicegah.
"Pola hidup yang sehat adalah bagaimana kita bisa mengatur makanan. Kita harus berpikir makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan," katanya.
Penulis : Bramirus Mikail |
»»  READMORE...

Kenali 3P Gejala Diabetes

Kenali 3P Gejala Diabetes



KOMPAS.com — Diabetes melitus telah menjadi pandemi yang tumbuh dengan cepat. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan empat juta kematian per tahun, hampir sama dengan kematian akibat HIV/AIDS. Data tahun 2000 menunjukkan diabetes melitus diderita 8,4 juta orang dan akan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030.
Sebagian besar penderita diabetes (diabetesi) terdiagnosis pada keadaan lanjut. Padahal, menurut dr Budiman Darmowidjojo, SpPD, pada keadaan lanjut ini telah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, pembuluh darah, atau saraf. "Yang berbahaya dari penyakit ini bukan hanya gula darah yang tinggi, melainkan komplikasinya," paparnya.
Bila diabetes bisa didiagnosis sejak dini, maka kesempatan untuk mengendalikan gula darah akan lebih baik sehingga komplikasi dapat dihindari. Pendeteksian terhadap diabetes, yang utama, memang dari hasil pemeriksaan gula darah. Kadar gula darah dengan pemeriksaan setelah puasa di atas 126 dan gula darah dengan pemeriksaan sewaktu-waktu di atas 200 disebut diabetes.
Selain pemeriksaan laboratorium, menurut dr Budiman, ada tiga gejala klasik diabetes yang disebut juga dengan 3P, yakni:  

1. Poliuri
atau sering buang air kecil dengan volume yang banyak, apalagi pada malam hari. Mengapa demikian? Jika kadar gula darah melebihi nilai ambang ginjal atau lebih dari 180 mg/dl, maka gula akan keluar bersama urine. Untuk menjaga agar urine yang keluar, yang mengandung gula itu, tak terlalu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga volume urine yang keluar banyak dan kencing pun menjadi sering. Hal tersebut akan sangat sering sehingga pada malam hari bisa mengganggu tidur.  

2. Polidipsi
atau sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Dengan begitu banyaknya urine yang keluar, badan akan kekurangan air atau dehidrasi. Untuk mengatasi hal tersebut, timbullah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum dan ingin yang dingin, manis, segar, dan banyak. Minuman manis akan sangat merugikan karena membuat kadar gula semakin tinggi.  

3. Polifagi
atau nafsu makan meningkat dan kurang tenaga. Pada diabetes, karena insulin bermasalah, pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang. Itu sebabnya orang menjadi lemas. Dengan demikian, otak juga mengira bahwa kurang energi itu terjadi karena kurang makan. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu ingin makan. 

»»  READMORE...

Diabetes Bukan karena Kebanyakan Gula

Diabetes Bukan karena Kebanyakan Gula

Penulis : Lusia Kus Anna 


Kompas.com - Dunia sedang menghadapi ledakan penderita diabetes. Data paling baru menyebutkan angkanya mencapai 350 juta orang di seluruh dunia, jauh melebihi prediksi Federasi Diabetes International (IDF) yang memproyeksikan tahun 2010 ada 285 juta penduduk dunia yang akan menjadi korban penyakit yang bisa merenggut penglihatan, bahkan kematian ini.
Walaupun para ahli sepakat diabetes merupakan masalah kesehatan terbesar di abad 21, nyatanya masih banyak orang yang angkat bahu ketika ditanya tentang kemungkinan menderita penyakit ini. Selain karena gejalanya memang tidak terlihat, tak sedikit yang masih mengira penyakit ini disebabkan karena mengasup makanan manis terlalu banyak.
Padahal, menurut dr.Budiman Darmowidjojo, Sp.PD, diabetes melitus tidak berhubungan dengan kebanyakan makan gula. Seseorang didiagnosis diabetes ketika tubuhnya tidak cukup menghasilkan insulin atau tidak menggunakan insulin yang ada dengan benar. "Tidak benar jika penyakit ini timbul karena kebanyakan makan makanan manis," katanya.
Faktor yang menyebabkan tingginya jumlah penderita adalah karena perubahan pola makan menjadi tinggi lemak dan kurangnya aktivitas fisik.  Keterkaitan penyakit ini dengan gula mungkin berpangkal dari kenyataan penderita diabetes harus membatasi asupan gula mereka.
"Yang harus dibatasi sebenarnya bukan hanya gula, tetapi total kalori karena sebagian besar yang kita makan untuk dijadikan energi akan diubah menjadi glukosa. Pada penderita diabetes, pola makan yang tidak terkontrol akan meningkatkan kadar glukosa," papar dokter dari Divisi Endokrinologi dan Metabolisme Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta.
Pada orang sehat, glukosa secara otomatis diserap oleh sel-sel. Tubuh menggunakan insulin yang dihasilkan oleh sel B pankreas untuk membuka reseptor sel sehingga glukosa bisa masuk. Akan tetapi pada orang yang menderita diabetes, terjadi resistensi insulin sehingga gula darah tidak dapat masuk.
Gula yang berlebih ini terkumpul dalam aliran darah dan dalam jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi. "Sebenarnya yang berbahaya bukan gula darah yang tinggi, tetapi komplikasi yang ditimbulkannya," imbuhnya.

Komplikasi
Diabetes merupakan penyakit yang menyerang diam-diam namun pada akhirnya akan menjadi bencana. Penyakit yang makin umum ditemui ini setiap tahunnya membunuh tiga juta orang di seluruh dunia.
Menurut dr.Budiman, penyebab kematian pasien diabetes sebenarnya bukan karena penyakit itu sendiri tetapi komplikasinya. "Hampir 40 persen meninggal karena penyakit jantung, sisanya karena gagal ginjal, stroke, atau kanker," papar ketua Jakarta Diabetes Meeting yang akan diadakan November 2011 mendatang ini.
Komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh diabetes ada yang akut, seperti hipoglikemi (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), atau komplikasi kronik.
"Komplikasi kronik sendiri ada yang memengaruhi pembuluh darah besar seperti penyakit jantung koroner atau stroke, atau yang memengaruhi pembuluh darah kecil sehingga pasien menderita gangguan saraf, ginjal, impotensi, atau kebutaan," paparnya.
Kadar gula darah yang tinggi, terang Budiman, juga akan mengganggu sistem hormonal sehingga kadar hormon tertentu meningkat yang berujung pada naiknya tekanan darah. "Sekitar 60-80 persen pasien diabetes menderita hipertensi," katanya.
Karena itulah sangat penting untuk memeriksakan gula darah guna mawaspadai naiknya kadar gula darah, terutama jika dalam riwayat keluarga ada yang menderita penyakit ini, usia Anda melebihi 40 tahun, menderita kegemukan atau menunjukkan gejala-gejala penyakit ini. 

Perbaiki pola makan
Salah satu cara untuk menghindari diabetes adalah dengan menjaga berat badan tetap normal, melakukan olahraga secara teratur, dan memperbaiki pola makan. Ini berarti makan dengan pola makan sehat yang terfokus pada buah-buahan dan sayuran.
Penelitian menunjukkan untuk setiap kelebihan 40 gram lemak yang Anda makan dalam sehari, risiko untuk menderita diabetes meningkat tiga kali lipat. Dan bila Anda sudah menderita diabetes, Anda berpeluang besar mengalami komplikasi.
"Hal ini terjadi karena lemak tubuh membuat sel-sel menolak insulin," kata Frank Q.Nittal, M.D, dalam laporan yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology.
Sementara itu penderita diabetes disarankan untuk makan setiap empat atau lima jam dalam porsi kecil. "Yang penting adalah mengatur kalori total," kata Budiman. Kendati demikian penderita diabetes tetap disarankan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi gula. Kebutuhan akan makanan yang manis ini bisa dipuaskan dengan pemanis buatan rendah kalori.
Saat ini belum ada obat untuk mengobati diabetes. Itu sebabnya sayangi diri Anda dengan menjaga gaya hidup yang sehat, yang meliputi pola makan, olahraga, istirahat, serta menghindari stres. Pada penderita diabetes pun gaya hidup yang sehat dapat menjaga gula darah tetap stabil sehingga penyakit ini bisa dikendalikan.


* Penyakit Diabetes bisakah disembuhkan....??? klik disini...
* Bagaimana caranya menyeimbangkan Kadar Gula Darah secara alami...??? klik disin...
»»  READMORE...

Saturday, June 30, 2012

Kelamaan Nonton TV Bisa Sakit Diabetes


KOMPAS.com  — Penelitian menunjukkan, mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi berisiko lebih besar mengalami kematian, mengidap diabetes dan penyakit jantung. Bahkan, dengan rutin menonton televisi selama dua jam sehari pun bisa berdampak signifikan bagi kesehatan.
Setiap hari, penduduk di Amerika Serikat menghabiskan waktu rata-rata 5 jam untuk duduk di depan layar kaca, sementara orang Australia dan beberapa orang Eropa menghabiskan  antara 3,5 jam dan 4 jam sehari.  Data ini disampaikan para ahli dari Harvard School of Public Health.
"Pesan ini sederhana. Mengurangi waktu menonton TV adalah cara penting untuk mengurangi kebiasaan duduk secara terus-menerus dan mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung," kata  Frank Hu, salah seorang peneliti.
Dia menambahkan, orang yang duduk di depan televisi tidak hanya menjadi kurang berolahraga, tetapi juga cenderung menyantap makanan tidak sehat. "Kombinasi gaya hidup banyak duduk, pola makan tidak sehat, dan obesitas menciptakan 'daerah pembiakan sempurna' untuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung," tuturya.
Ini bukan penelitian pertama yang menghubungkan durasi menonton TV dengan  penyakit.  Banyak penelitian menemukan hubungan yang kuat antara menonton televisi dan  obesitas, dan sebuah laporan pada 2007 menemukan bahwa waktu menonton TV berhubungan dengan tekanan darah tinggi dan obesitas anak-anak.
Penelitian lain pada tahun sama menemukan, anak-anak dengan kategori overweight  yang menonton iklan makanan cenderung menggandakan asupan makanan mereka.
Untuk keperluan penelitian terbaru ini, Hu dan timnya mengkaji 8 penelitian yang  menguji hubungan antara durasi menonton televisi dan penyakit.  Penelitian yang dipublikasikan  Journal of the American Medical Association itu melibatkan lebih dari 200.000 orang dalam jangka waktu 7 hingga 10 tahun. 
Hu dan para koleganya menemukan, untuk setiap dua jam sehari menonton televisi, risiko mengidap diabetes meningkat 20 persen, sedangkan risiko penyakit jantung naik 15 persen. Menonton televisi dua jam setiap hari juga dapat meningkatkan risiko kematian sebanyak 13 persen.
Berdasarkan temuan itu, Hu dan timnya memperkirakan, di antara 100.000 orang, membatasi waktu menonton televisi hingga 2 jam dapat mencegah 176 kasus baru diabetes, 38 kasus penyakit kardiovaskuler fatal, dan 104 kematian dini setiap tahun.
Peneliti mengingatkan, hasil riset ini tidak serta merta membuktikan bahwa menonton TV adalah satu-satunya faktor yang meningkatkan risiko penyakit. "Benar bahwa antara mereka yang banyak menonton TV dan mereka yang menonton dalam waktu lebih sedikit memiliki perbedaan terutama dalam hal pola makan dan tingkat aktivitas fisik," kata Hu.
Ia menambahkan, mereka yang keranjingan menonton TV  cenderung menyantap makanan tidak higienis. Pola makan tidak sehat dan kemalasan juga akibat dari menonton televisi berkepanjangan.  Jadi, penelitian itu menjelaskan betapa besar dampak merugikan dari kebiasaan duduk selama berjam-jam.


Penyakit Diabetes bisakah disembuhkan....???





»»  READMORE...

Saturday, June 9, 2012

Hipoglikemia di Diabetes Mellitus


Hipoglikemia di Diabetes Mellitus

Hipoglikemia adalah suatu kondisi medis di mana gula darah dalam tubuh turun ke tingkat rendah yang tidak normal, di bawah 60 mg / dl (dalam satuan AS) atau 3,3 mmol / L (dalam satuan Inggris). Hipoglikemia berhubungan dengan tipe 1 diabetes{Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau juvenile-onset diabetes} dan dapat terjadi lebih sering sebagai kontrol metabolik mendekati normal. Beberapa orang memiliki hipoglikemia ringan di mana mereka kadang-kadang mendapatkan getar saat lapar, tetapi tidak serius menderita. Dalam perut kosong, tubuh biasanya akan menghasilkan gula dalam hati untuk menghindari kadar gula darah turun. Namun mekanisme ini tidak selalu bekerja dengan sempurna, akhirnya segera gula darah turun di bawah tingkat normal. Lebih serius hipoglikemia dapat menyebabkan kebingungan dan bahkan kehilangan kesadaran, Jika kondisi ini masih untreat itu akan dibawa ke tingkat koma yang disebut sebagai "koma hipoglikemik".

Penyebab Hipoglikemia
- Obat-obat tertentu. Beberapa obat-obatan mungkin digunakan untuk mengobati penyakit lain (selain diabetes) dapat menyebabkan hipoglikemia atau menyembunyikan gejalanya.Obatnya adalah aspirin, penghambat monoamine oxidase (MAOIs), sulfat Kina, Pentamidine (NebuPent dan Pentam 300).Lain obat yang juga dapat membuat pergantian gula darah ke tingkat bawah dalam jangka panjang adalah beta-blocker seperti propranolol (misalnya, Inderal), nadolol (misalnya, Corgard), dan metoprolol (misalnya, Lopressor). - Lebih dosis insulin.Mengambil dosis besar insulin juga risiko Hipoglikemia, Dalam pancrease itu sendiri jika ada tumor (insulinomas) atau gangguan tertentu pada pankreas, atau beberapa penyakit autoimun dapat menyebabkan terlalu banyak insulin untuk diproduksi acara kondisi ini jarang terjadi. - Penyakit dan lainnya kondisi kesehatan. Penyakit kritis seperti gagal ginjal, hati atau jantung akan menyebabkan merusak fungsi hati. Dalam kasus yang sangat jarang, tumor nonpancreatic menyebabkan hipoglikemia. - Penyebab lainnya seperti Kehamilan, Alkoholisme, stres emosional, masalah tiroid. Tapi kasus yang paling umum adalah pasien penderita diabetes terlambat untuk memiliki mereka makanan setelah mengambil madication diabetes.

Tanda Dan Gejala Dari Hipoglikemia

Respons biokimia tubuh terhadap hipoglikemia biasanya dimulai ketika gula berada di tingkat tinggi / pertengahan 60-an. Set pertama dari gejala yang disebut neuro-genic (atau simpatik) karena berhubungan dengan respon sistem saraf untuk hipoglikemia. Orang tersebut mungkin dapat pengalaman; kegugupan, berkeringat, sangat lapar, gemetar, lemah, jantung berdebar, dan sering memiliki kesulitan bicara. Ketika Hipoglikemia muncul sebagai tanda-tanda dan gejala di atas dan tidak mendapatkan pengobatan segera, Ini akan efek ke otak: - Kebingungan (ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas rutin) - gangguan visual, seperti penglihatan ganda dan penglihatan kabur - Kehilangan kesadaran dan kemudian koma (koma hipoglikemik).


  • Pengolahan Hipoglikemia
  • Orang yang berbeda mungkin mengalami gejala hipoglikemia ringan, sedang, atau berat di berbagai tingkat gula darah. Ini tidak berarti bahwa kadar gula darah di atas adalah khas, mereka mungkin tidak berlaku untuk semua orang. Mungkin orang lain ketika gula darahnya turun tiba-tiba, Dia / Dia mungkin mengalami gejala bahkan jika nya / darahnya gula (glukosa) berada dalam kisaran normal. Beberapa orang yang tahu sebagai Hipoglikemia tetapi Dia / Dia masih dalam kondisi sadar, mulai memberi mereka soda biasa, jus, penyelamat, gula pasir, dan sejenisnya adalah pilihan yang baik. Setidaknya sekitar 10-15 gram glukosa diikuti dengan penilaian gejala dan glukosa cek darah jika mungkin (setelah 10 menit). Jika tidak meningkatkan tingkat gula darah, mulai memberikan lain 10-15 gram. Hal ini dapat diulang sampai 3 kali. Para penyetaraan dari 10-15 gram glukosa (porsi perkiraan) adalah 1-2 sendok teh gula atau madu, 1/2 cangkir soda biasa, 5-6 buah permen keras, 1 cangkir gel susu, dan Glukosa atau tablet (mengambil jumlah tercatat pada paket untuk menambahkan hingga 15 gram karbohidrat). Jika episode hipoglikemik telah berkembang ke titik di mana pasien tidak dapat atau tidak akan mengambil apapun melalui mulut, Darurat 911 ( ambulans) harus segera dipanggil. Tim darurat mereka akan mengambil tindakan dengan memberikan suntikan glukagon melalui intravena, Glukagon adalah hormon yang menyebabkan hati untuk melepaskan glukosa dalam menit dan berlangsung selama sekitar 90 menit.

    Glukagon untuk Hipoglikemia

    Banyak orang menyukai ide mengobati hipoglikemia dengan kue, cookies, dan brownies. Seseorang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 sebenarnya lebih baik bagi mereka jika mereka sekarang bagaimana untuk menyuntikkan glukagon, setidaknya dalam anggota keluarga salah satu dari mereka harus belajar bagaimana mengelola glukagon. Jadi, mereka dapat meminta dokter untuk meresepkan kit glukagon untuk digunakan di rumah jika kondisi darurat ( hipoglikemia ) terjadi di rumah.

    »»  READMORE...

    Tuesday, June 5, 2012

    Diabetes Projections Exceed Estimates




    Source: USA Today, Tuesday, December 5, 2006
    An estimated 246 million people in the world have diabetes, and within 20 years the disease could afflict 380 million people, the International Diabetes Federation reported Monday at the World Diabetes Congress in Cape Town, South Africa. The estimates, which are published in IDF's Diabetes Atlas, exceed pre-publication estimates released in June that 230 million people have diabetes and up to 350 million will in two decades. The IDF says diabetes, mainly type 2, which generally occurs in midlife, afflicts almost 6% of adults world wide, and nearly 80% of cases are in developed countries. The highest rates are in the Eastern Mediterranean and Middle East, the report says, where more than 9% of adults have diabetes, followed by North America, where more than 8% of adults have the disease. "The diabetes time bomb has been ticking for 50 years, and it's getting louder," IDF president-elect Martin Silink said in a statement.
    »»  READMORE...

    Sunday, May 13, 2012

    Kandungan Nutrisi GOJI


    NUTRISI GOJI 


    Goji Berry Berkualitas :

    goji-berry
    - Mengandung 19 Asam Amino – membangun kelompok protein termasuk semua 8 asam amino penting yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan.
    - Mengandung 21 mineral termasuk germanium, mineral anti kanker yang jarang ditemukan dalam makanan.
    - Mengandung 4 Polisakarida yang unik dari tumbuhan ini. Polisakarida unik ini penting untuk fungsi kekebalan tubuh dan komunikasi antar sel, bekerja dalam tubuh dengan berfungsi sebagai pengarah dan pembawa instruksi yang digunakan sel-sel untuk berkomunikasi satu sama lain.
    - Mengandung Protein lebih banyak dari Gandum (13%)
    - Mengandung spektrum lengkap dari antioksidan karotenoid, termasuk beta karoten (lebih baik dari wortel) dan zeaxanthin (melindungi mata). Himalayan Goji Jus merupakan sumber karoten terbesar dari segala makanan.
    - Mengandung Vitamin C dengan kadar 500 kali lebih tinggi dari jeruk.
    - Mengandung Vitamin B Kompleks (B1, B2, dan B6) yang diperlukan untuk mengubah makanan menjadi energi.
    - Mengandung Vitamin E (sangat jarang ditemukan dalam buah, hanya dalam biji-bijian atau kacang-kacangan.
    - Mengandung Beta-Sitosterol dan Zat perantara anti peradangan, beta-sitosterol juga menurunkan kolesterol dan dipakai untuk mengobati impotensi dan pembesaran kelenjar prostat.
    - Mengandung asam lemak utama, yang dibutuhkan untuk produksi hormon tubuh dan untuk kelancaran fungsi otak dan sistem saraf.
    - Mengandung Cyperon sejenis “sesquiterpene” yang berguna untuk jantung dan tekanan darah serta mengurangi rasa tidak nyaman pada saat haid.
    - Mengandung Solavetivone, senyawa anti-jamur dan anti-bakteri yang sangat kuat.
    - Mengandung Physalin senyawa alami yang sangat aktif melayan segala jenis leukimia dan juga digunakan dalam penyembuhan terhadap penyakit hepatitis B.

     Pesan Goji Soft Capsule Disini

    »»  READMORE...