Monday, August 27, 2012

Diabetes Lebih Sensitif pada Cuaca Panas

Diabetesi Lebih Sensitif pada Cuaca Panas


 
KOMPAS.com — Udara yang panas memang membuat kebanyakan orang merasa tidak nyaman. Namun, untuk penderita diabetes (diabetesi), udara panas dan kelembaban bisa berbahaya.
Salah satu komplikasi dari diabetes, baik tipe 1 maupun 2, adalah gangguan kemampuan tubuh untuk beradaptasi pada kenaikan temperatur udara. Hal tersebut tentu berbahaya, khususnya di musim panas, karena bisa membuat suhu tubuh lebih panas.
Gangguan kerusakan saraf tersebut diperkirakan dialami 60-70 persen penderita diabetes di Amerika. Kadar gula darah yang tinggi bisa merusak saraf yang lembut sehingga memengaruhi kemampuannya mengirim pesan. Kerusakan saraf bisa terjadi di seluruh organ tubuh, termasuk kulit.
Dalam sebuah penelitian, para ahli membandingkan reaksi tubuh para diabetesi dengan orang yang sehat saat mereka terpapar cuaca panas. Para responden penelitian itu menggunakan alat pengukur suhu kulit, jumlah keringat, dan temperatur keseluruhan. Ketika suhu turun, jumlah keringat pada orang sehat naik secara proporsional sehingga temperatur mereka tetap konstan.
Pada responden yang diabetes, tubuh mereka tidak merespons adanya kenaikan suhu. Penelitian di Mayo Clinic menunjukkan, para diabetesi lebih sering mengalami gangguan kesehatan di musim panas akibat kepanasan atau dehidrasi.


Related Post:

No comments :

Post a Comment